Thursday, September 23, 2010

Mencintaimu Tanpa Alasan


Sering sekali ketika kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan tentang alasan mengapa kita mencinta,alasan klasik pun terucap"mencintaimu tak butuh alasan",tapi benarkah?
Benarkah kita tak butuh alasan untuk mencintai seseorang..?

Jujur saja,cinta pada pandangan pertama...
Pasti karena suatu pesona,entah karena rupa atau sesuatu yang kita suka yang tak sengaja kita temukan padanya.Bisa kita bayangkan..berapa orang yang kita temui setiap hari..? tak semua orang meninggalkan kesan,apa lagi yang mendalam. Sering malah sekedar bertemu dan kemudian menghilang secepat dia datang.

Tapi cinta..
Adalah yang kita rasakan meskipun dia tak ada,adalah yang kita rindukan karena tak berjumpa. Adalah getar getar yang ada ketika kita sebut namanya. Yang menghadirkan rona bahagia ketika membayangkan wajahnya. Yang begitu lihainya mengaduk aduk perasaan kita. Bahagia dan duka semudah membalikkan telapak tangan.Itulah cinta,kawan..!!

Jadi benarkah kita mencintainya tanpa alasan..?
Bukankah kita mencintainya karena sesuatu yang ada padanya..?
Karena sesuatu yang bisa membuat kita merasa bahagia..?
sesuatu yang selama ini kita cari..?
Dan mungkin alasan sederhana yang bisa kita ungkap adalh karena kita membutuhkannya.
Mencintainya membuat kita merasa lebih bernyawa,lebih hidup.
Atau mungkin kita memang dicipta untuk mencintainya.

Wednesday, September 22, 2010

Jadikan Aku Bagianmu



Bakar saja aku
Hingga tak lagi tersisa
Biarkan abuku terbang kemana kau berada
Berkelana dalam rongga

kubur saja aku
Dalam hitam dan pekatmu
Hingga tak tampak wujudku
sirna dalam rupa

Hilangkan saja aku
Dalam ketiadaanmu
Hingga tak akan ada lagi rasaku
Menyatu dalam bisu

Saturday, September 18, 2010

Dinding Bisu


Dingin angin memembus kulit ku
Menggerakkan dinding hati yang rapuh
Masuk kedalam
Dan hilang

Entah apa yang dia bawa
Mungkin saja luka
Atau segaris tawa
Yang tertinggal hanya hampa

Kerinduan yang mulai renta
Menempel ditebing yang bisu
Dan tak lamapun aku membatu
Masih menunggu !!!

Thursday, September 16, 2010

Bilik Kerinduan

Memunguti serpihan usang yang kau tinggalkan
Memenuhi alas cinta yang kau poles dengan duka
Masih saja menghadirkan begitu banyak kenangan
Meski luka menganga sejak lentera tak lagi menyala

Sekarang dengan meraba kucoba membaca
Lewat kacakaca banyangan yang mulai memudar
Mungkinkah senja kan menjingga warna
Sedang sapa tak lagi terdengar suaranya

Masih kupuja hening malam ketika kau datang
Membawa seberkas kehangatan yang kurindukan
Dan meski waktu berputar tak terhentikan
Kumasih berharap semua kan kembali terualang