Sunday, November 21, 2010

Hanya Aku,Cinta dan Dia



Aku
Masih setia dengan mimpi mimpi kita
Dan membiarkan malam terlewat sempurna
Tanpa sebait kata

Cinta
Adalah senyumku ketika kau tertawa
Menghujan lara dan airmata
Dan kau tetap tinggal dikedalaman jiwa

Dia
Apalagi yang bisa kugambarkan
sedang semua tlah teruraikan
meski tanpa hiasan
itu saja

Sunday, November 7, 2010

Untukmu by FM


Cinta

Pernahkah sesaat kau fikirkan,
Mana mungkin Rembulan ada tanpa Matahari.?
Mana mungkin Matahari mendahului Rembulan.?

Cinta,
Pernahkah sesaat kau renungkan,
Mana mungkin “tulang rusuk” ada tanpa “rongga dada”.?
Mana mungkin rumah ada tanpa ada yang mendirikannya

Cinta,
Pernahkah sesaat kau dengarkan,
Bahwa bintang-bintang di langit senantiasa bernyanyi riang,

Mana mungkin “Ikan” ada tanpa “Air”...

Yakinlah padaku Cinta-ku,
Bahwa seluruh Kerajaan Bumi ini tak lebih berarti dari sebutir gandum,
Mari kita bangun Kerajaan Tersembunyi...
Kerajaan kita yang sejati,

Bukankah harapanmu ingin menyumbangkan “sedikit saja” sesuatu yang berarti dalam hidup ini.?
Mari Cinta, kita wujudkan mimpimu, mimpiku dan mimpi-mimpi mereka.

Cinta,
Pernahkah terlintas di fikiranmu tentang sebuah kemungkinan,
Bahwa engkaulah Maha Dewi itu
Bahwa engkaulah Putri Salju itu
Bahwa engkaulah Nawang Wulan itu
Dan ketahuilah, akulah si pemimpi itu
Akulah yang mencuri selendang putihmu...

Cinta,
Pernahkah kau rasakan,
Sejuknya angin fajar membelai lembut wajahmu.?
Yakinlah padaku,
Itulah hembusan nafas cinta dan kerinduanku padamu,

Cinta,
Kumohon padamu sekali lagi,
Bukalah dan tajamkan mata hatimu,
Sungguh aku tak kan pernah bosan menunggu,
Karenamu aku tlah belajar tuk lampaui ruang dan waktu.

Cinta,
Mohon tatap lekat-lekat kedua bola mataku,
Dengar dan rasakan degup dan gemuruh jantungku,
Eja-lah setiap huruf yang meluap dari kedalaman samudera hatiku,
Bacalah setiap kata yang jatuh satu-per-satu di bibirku.

Duhai Cinta-ku,
Duhai Cahaya mata-ku,
Mohon tatap lekat-lekat kata-kata ini dengan kejernihan dan keindahan matamu,
Asal mula adalah Salju, sebelum tercipta Waktu,
Ingatkah engkau.?
Sungguh aku sepenuhnya sadar bahwa aku tengah bermimpi !
Engkaulah “Salju” itu dan akulah “Waktu” yang merangkak letih di permukaan Bumi,
Inilah sejatinya dongeng yang pernah dituliskan-nya untuk kita.
Ingatkah engkau.?
Dan sungguh ! kukatakan padanya,
Aku tak ingin ini hanya sekedar kenanaran mimpi...
Bersama Dia dan bersamamu,
Dengan cinta Dia dan dengan cinta kita kepada Dia,
Aku yakin kita mampu mewujudkannya di Bumi ini,
Tentunya, semua itu hanya akan mewujud dengan kuasa, kehendak, perkenan, serta ridha-Nya.

Kumohon padamu Cinta-ku,
Sebelum semua cerita kehidupan ini usai,
Sebelum semua tirai sandiwara kehidupan ini disingkapkan,
Sebelum semua epos kehidupan ini diakhiri,
Mari kita sempurnakan semua itu,
Agar dunia bersama kita dapat belajar untuk mengetahui,
Bahwa semua adalah satu...
Bahwa KETULUSAN DAN KESEDERHANAAN CINTA di atas segalanya...

Cinta,
Pesanku terakhir padamu,
Mohon baca, lihat, dengar dan mengertilah,
Belajarlah untuk memahami bahwa tidak ada istilah “kebetulan” dalam hidup ini,

Cinta,
Jika benar engkaulah “ikan” yang selama ini ku cari,
Maka engkau akan mengetahui, akulah “samudera” yang senantiasa kau
nanti.

Cinta,
Dimana pun engkau berada,
Sungguh telah kukirimkan semua tanda dan pesanku padamu,
Akulah pasir yang berbisik lirih padamu,
Bahwa mutiara terpendam harus segera diungkapkan,

Cinta,
Mari kita sama-sama belajar untuk memahami seuntai kata rahasia,
Tiada daya dan upaya, kecuali dari dan milik Dia,
Sesungguhnya kita berasal dari-Dia dan akan kembali pada-Dia,
Meskipun sungguh sedikitpun kita tak punya kuasa,
Namun dengan kehendak, kuasa, ridha, serta perkenan-Nya,
Melalui, di dalam, dan bersama-Nya,
Secara perlahan mari kita sama-sama belajar berlayar dan berusaha menyelami samudera kehidupan,
Semoga membawa kita pada Mutiara Yang Terpendam.

Cinta…,
Demi Dia, Dzat Yang Membelah batu hingga menetes air mata Cinta,
Aku datang bersimpuh dihadapanmu atas nama Cintaku pada-Nya,
Atas dasar kecintaanku pada Dia.
Sudikah engkau kupinang
Dengan mahar kefakiranku dihadapan Dia.?
Dengan mahar, kebodohan absolut-ku dihadapan Dia.?
Kupinang engkau,
Dengan mahar, sebuah “Cincin keyakinan"-ku pada-Nya,

Jika engkau sudi untuk bermurah hatii,
Singkapkan kain kerudungmu untuk kulihat...hanya untukku

Cinta,
Saatnya kututup puisi ini,
Dan kuajak engkau bersamaku bersimpuh dan memohon pada-Nya,
Dia Yang Maha Esa,
Dia Yang Maha Pecinta di atas semua pecinta,
Dia Yang Maha Lembut di atas semua yang lembut,
Dia Yang Maha Menyatukan segala yang ada,
Semoga kiranya kehendak, kuasa, ridha dan cinta-Nya luruh dalam isi hati ini.

Amin ya Rabbal 'aalamiiin.

Always in my heart...^_^

Tuesday, November 2, 2010

Matahariku

Tertutup sudah pintu pintu hatiku
Yang pernah dibuka waktu hanya untukmu
Kini kau pergi dari hidupku
Ku harus relakanmu walau aku tak mau

Reff:*
Berjuta warna pelangi di dalam hati
sejenak luluh bergeming menjauh pergi
Tak ada lagi cahaya suci
Semua nada beranjak aku terdiam sepi

**
Dengarlah matahariku suara tangisanku
Ku bersedih karena panah cinta menusuk jantungku
Ucapkan matahariku puisi tentang hidupku
Tentangku yang tak mampu menaklukkan waktu

Berjuta warna pelangi di dalam hati
Sejenak luluh terhening menjauh pergi
Tak ada lagi cahaya suci
Semua nada beranjak aku terdiam sepi...

dengarlah matahariku suara tangisanku
ku bersedih karena panah cinta menusuk jantungku

Dengarlah matahariku suara tangisanku
Ku bersedih karena panah cinta menusuk jantungku
Ucapkan matahariku puisi tentang hidupku
Tentangku yang tak mampu menaklukkan waktu

dengarlah matahariku suara tangisanku
ku bersedih karena panah cinta menusuk jantungku

By Agnes Monica